Pages

Tuesday, November 3, 2015

Macam-macam Manajemen Telematika



Sumber:

  1. Manajemen Data Sisi Client
Manajemen data adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Jadi, manajemen data telematika merupakan prosedur yang menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan bantuan telematika. Ada beberapa karakteristik dari sisi client pada umumnya sudah kita ketahui, yaitu:
1.    Memulai terlebih dahulu permintaan ke server,
2.    Menunggu dan menerima balasan,
3.    Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu,
4.    Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir dengan menggunakan GUI.

Manajemen data yang terjadi pada sisi client dapat kita pahami pada DBMS berikut ini. Mobile DBMS merupakan suatu DBMS yang terdapat pada peralatan bergerak. Mobile DBMS adalah versi khusus dari sebuah departemen atau perusahaan DBMS. Ini dirancang untuk digunakan dengan remote pengguna yang biasanya tidak terhubung ke jaringan. DBMS memungkinkan mobile akses database lokal dan modifikasi pada laptop atau perangkat genggam, seperti PDA atau PocketPC Palm. Selanjutnya, mobile DBMS menyediakan mekanisme untuk sinkronisasi perubahan basis data jauh terpusat, perusahaan atau departemen server database.


  1. Manajemen Data Sisi Server
MODBMS (Memindahkan Obyek DBMS) adalah sebuah DBMS yang menyimpan dan mengelola informasi lokasi serta dinamis lainnya informasi tentang obyek bergerak. MODBMS memungkinkan seseorang untuk mewakili benda-benda bergerak dalam database dan untuk menanyakan pertanyaan tentang gerakan tersebut. Daerah MODBMS merupakan bidang yang belum dijelajahi relative terhadap RDBMS atau DBMS Spasial dimana beberapa karya yang telah dilakukan dalam standarisasi dan komersialisasi. Ada beberapa penelitian prototype untuk MODBMS seperti DOMINO tetapi hanya sedikit produk MODBMS komersial. Memindahkan objek hanya relevan tergantung waktu posisi dalam ruang. Mereka bisa mobil, truk, pesawat terbang, kapal atau ponsel pengguna. Pindah daerah objek bergerak dengan rupa seperti badai, hujan file, tumpahan minyak, wabah penyakit dan sebagainya. Pindah daerah berubah posisi dan geometri objek dengan waktu sambil bergerak poin hanya berubah posisi benda. Kolaborasi dari sisi client dan sisi server dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Standalone (One-Tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Seperti terlihat pada gambar 1.1

Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini dank arena mereka “Dump-Client” atau “Dump-Terminal”. Tipe model ini semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host, yaitu pertama semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehinggan semakin banyak user yang mengakses host semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada. Pada saat itu jaringan sudah ada namun dalam tahap bayi dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai dihapus.

2.    Client/Server (Two-Tier)
Dalam model client/server pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada computer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke clientnya.

 Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah:

1.    Antar muka pengguna,
2.    Interaksi database,
3.    Pengambilan dan modifikasi data,
4.    Sejumlah aturan bisnis,
5.    Penanganan kesalahan.

            Server database berisi mesin database termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger. Dalam sistem client/server sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database menangani:
1.    Manajemen data,
2.    Keamanan,
3.    Query, trigger, prosedur tersimpan,
4.    Penanganan kesalahan.
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke computer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dari berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah keterbatasan, diantaranya yaitu:
1.    Kurangnya skalabilitas,
2.    Koneksi database dijaga,
3.    Tidak ada keterbaharuan kode,
4.    Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi.

Aplikasi-aplikasi berbasi client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat, misalnya 50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur dari pada model berbasis host masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa di daur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan. Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.

  1. Three-Tier/Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini pemrosesan disebarkan ke dalam tiga lapisan. Lapisan ke tiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus, yaitu:
1.    Layanan presentasi,
2.    Layanan bisnis,
3.    Layanan data.

Layanan presentasi atau logika antar muka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkat dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri seperti pada gambar 1.3.





Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi-aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan dan keamanan.

  1. Manajemen Database Sistem Perangkat Bergerak
Pesatnya perkembangan bagi komunikasi bergerak mendorong para operator layanan berlomba untuk memperkaya macam layanannya guna menambah pemasukan bagi perusahaannya. Komunikasi data bergerak, misalnya untuk akses internet. Pengenalan WAP (Wireless Application Protocol) telah menunjukkan potensi sebagai layanan internet nirkabel/WAP merupakan protocol global terbuka yang memungkinkan para pengguna mengakses layanan-layanan Online dari layar kecil pada telepon genggam dengan menggunakan built-in browser. WAP bekerja pada berbagai teknologi jaringan bergerak yang memungkinkan pasar masal bagi penciptaan layanan data bergerak. Contoh dari layanan bergerak adalah GPRS. GPRS merupakan system transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip ‘tunelling’. GPRS tidak menawarkan laju data tinggi yang memadai untuk multimedia nyata, tetapi GPRS merupakan kunci untuk menghilangkan beberapa batas pokok bagi layanan-layanan data bergerak.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bahwa GPRS merupakan teknologi kunci untuk data bergerak:
·         Memperkaya utility investasi untuk perangkat GSM yang sudah ada,
·         Merupakan teknologi jembatan yang bagus menuju generasi ke 3,
·         Mampu memanfaatkan kemampuan cakupan global yang dimiliki GSM,
·         Menghilangkan atau mengurangi beberapa pembatas bagi akses data bergerak,
·         Memiliki laju data sampai 115 kbps yang berarti dua kali lipat dari pada koneksi ‘dial up’ 56kbps yang berlaku,
·         Menampakkan diri sebagai komunikasi yang ‘selalu’ terhubung sehingga memiliki waktu sesi hubungan yang pendek dan akses langsung ke internet.

Arsitektur Dari Sisi Server/Admin dan Client/User pada PC

0 comments:

Post a Comment