Sumber:
- Manajemen Data Sisi Client
Manajemen data adalah pengembangan dan
penerapan arsitektur, kebijakan, praktik dan prosedur yang secara benar
menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.
Jadi, manajemen data telematika merupakan prosedur yang menangani siklus hidup
lengkap data yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan bantuan telematika. Ada
beberapa karakteristik dari sisi client pada umumnya sudah kita ketahui, yaitu:
1. Memulai
terlebih dahulu permintaan ke server,
2. Menunggu
dan menerima balasan,
3. Terhubung
ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu,
4. Berinteraksi
langsung dengan pengguna akhir dengan menggunakan GUI.
Manajemen data yang terjadi pada sisi
client dapat kita pahami pada DBMS berikut ini. Mobile DBMS merupakan suatu
DBMS yang terdapat pada peralatan bergerak. Mobile DBMS adalah versi khusus
dari sebuah departemen atau perusahaan DBMS. Ini dirancang untuk digunakan
dengan remote pengguna yang biasanya tidak terhubung ke jaringan. DBMS memungkinkan
mobile akses database lokal dan modifikasi pada laptop atau perangkat genggam,
seperti PDA atau PocketPC Palm. Selanjutnya, mobile DBMS menyediakan mekanisme
untuk sinkronisasi perubahan basis data jauh terpusat, perusahaan atau
departemen server database.
- Manajemen Data Sisi Server
MODBMS (Memindahkan Obyek DBMS) adalah
sebuah DBMS yang menyimpan dan mengelola informasi lokasi serta dinamis lainnya
informasi tentang obyek bergerak. MODBMS memungkinkan seseorang untuk mewakili
benda-benda bergerak dalam database dan untuk menanyakan pertanyaan tentang
gerakan tersebut. Daerah MODBMS merupakan bidang yang belum dijelajahi relative
terhadap RDBMS atau DBMS Spasial dimana beberapa karya yang telah dilakukan
dalam standarisasi dan komersialisasi. Ada beberapa penelitian prototype untuk
MODBMS seperti DOMINO tetapi hanya sedikit produk MODBMS komersial. Memindahkan
objek hanya relevan tergantung waktu posisi dalam ruang. Mereka bisa mobil,
truk, pesawat terbang, kapal atau ponsel pengguna. Pindah daerah objek bergerak
dengan rupa seperti badai, hujan file, tumpahan minyak, wabah penyakit dan
sebagainya. Pindah daerah berubah posisi dan geometri objek dengan waktu sambil
bergerak poin hanya berubah posisi benda. Kolaborasi dari sisi client dan sisi
server dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Standalone
(One-Tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode
aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host.
Seperti terlihat pada gambar 1.1
Walaupun komputer client dipakai untuk
mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini dank
arena mereka “Dump-Client” atau “Dump-Terminal”. Tipe model ini semua
pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas
dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis
host, yaitu pertama semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal,
sehinggan semakin banyak user yang mengakses host semakin kewalahan jadinya.
Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat
mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu membiarkan kantor
lain tanpa akses ke aplikasi yang ada. Pada saat itu jaringan sudah ada namun
dalam tahap bayi dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan
mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu
dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe
dan jaringan telah mulai dihapus.
2. Client/Server
(Two-Tier)
Dalam model client/server pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada
client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan
banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan,
seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada computer client
dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client
mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke clientnya.
Dalam client/server, client-client yang
cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan
user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe
tugas yang terjadi pada client adalah:
1. Antar
muka pengguna,
2. Interaksi
database,
3. Pengambilan
dan modifikasi data,
4. Sejumlah
aturan bisnis,
5. Penanganan
kesalahan.
Server database berisi mesin
database termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger. Dalam sistem
client/server sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database.
Server database menangani:
1. Manajemen
data,
2. Keamanan,
3. Query,
trigger, prosedur tersimpan,
4. Penanganan
kesalahan.
Arsitektur client/server merupakan
sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke
computer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi
client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan
client/server user dari berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan
sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada
model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas
merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi. Model client/server
memiliki sejumlah keterbatasan, diantaranya yaitu:
1. Kurangnya
skalabilitas,
2. Koneksi
database dijaga,
3. Tidak
ada keterbaharuan kode,
4. Tidak
ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi.
Aplikasi-aplikasi berbasi client/server
memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar
aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat, misalnya 50 user
tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih
terukur dari pada model berbasis host masih banyak pemrosesan yang terjadi pada
server. Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu
aplikasi semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk
masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan
masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa
koneksi. Logika kode tidak bisa di daur ulang karena kode aplikasi ada dalam
sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan
modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua
komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus
dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model
client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi.
Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna
dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya
sebuah solusi menarik bagi perusahaan. Pengembangan umumnya jauh lebih cepat
dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya
menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat
biaya.
- Three-Tier/Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier
dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam
model ini pemrosesan disebarkan ke dalam tiga lapisan. Lapisan ke tiga dalam
arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus, yaitu:
1. Layanan
presentasi,
2. Layanan
bisnis,
3. Layanan
data.
Layanan presentasi atau logika antar
muka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari
kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi
server database. Setiap tingkat dalam model three-tier berada pada komputer
tersendiri seperti pada gambar 1.3.
Konsep
model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam
lapisan-lapisan, aplikasi-aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan dan
keamanan.
- Manajemen Database Sistem Perangkat Bergerak
Pesatnya perkembangan bagi komunikasi
bergerak mendorong para operator layanan berlomba untuk memperkaya macam
layanannya guna menambah pemasukan bagi perusahaannya. Komunikasi data
bergerak, misalnya untuk akses internet. Pengenalan WAP (Wireless Application
Protocol) telah menunjukkan potensi sebagai layanan internet nirkabel/WAP
merupakan protocol global terbuka yang memungkinkan para pengguna mengakses
layanan-layanan Online dari layar kecil pada telepon genggam dengan menggunakan
built-in browser. WAP bekerja pada berbagai teknologi jaringan bergerak yang
memungkinkan pasar masal bagi penciptaan layanan data bergerak. Contoh dari
layanan bergerak adalah GPRS. GPRS merupakan system transmisi berbasis paket
untuk GSM yang menggunakan prinsip ‘tunelling’. GPRS tidak menawarkan laju data
tinggi yang memadai untuk multimedia nyata, tetapi GPRS merupakan kunci untuk
menghilangkan beberapa batas pokok bagi layanan-layanan data bergerak.
Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan bahwa GPRS merupakan teknologi kunci untuk data bergerak:
·
Memperkaya utility investasi untuk
perangkat GSM yang sudah ada,
·
Merupakan teknologi jembatan yang bagus
menuju generasi ke 3,
·
Mampu memanfaatkan kemampuan cakupan
global yang dimiliki GSM,
·
Menghilangkan atau mengurangi beberapa
pembatas bagi akses data bergerak,
·
Memiliki laju data sampai 115 kbps yang
berarti dua kali lipat dari pada koneksi ‘dial up’ 56kbps yang berlaku,
·
Menampakkan diri sebagai komunikasi yang
‘selalu’ terhubung sehingga memiliki waktu sesi hubungan yang pendek dan akses
langsung ke internet.
0 comments:
Post a Comment