PENDUDUK
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan
penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi
umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena di samping itu berpengaruh
terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia. Apabila pertambahan
penduduk tidak dapt diimbangi dengan pertambahan fasilitas seperti persediaan
bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah dan
sebagainya, maka akan menimbulkan masalah-masalah.
Penambahan/pertambahan
penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor demografi sebagai berikut :
1.
Kematian
(Mortalitas).
2.
Kelahiran
(Fertilitas).
3.
Migrasi.
Di dalam
pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate.
Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk
perbandingan.
MIGRASI
Aspek dinamis
kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi.
Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas.
Pengertian mobilitas lebih luas dari pada migrasi, sebab mobilitas mencakup
perpindahan teritorial secara permanen dan sementara.
Langkah-langkah
seseorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau
kawasan lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dulu faktor-faktor sebagai
berikut :
a.
Persediaan
sumber alam
b.
Lingkungan
sosial budaya
c.
Potensi
ekonomi
d.
Alat
masa depan
Akibat dari
Migrasi :
a.
Urbanisasi, walaupun
urutannya sangat kecil namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara
keseluruhan. Sebagian akibat dari penduduk yang rata-rata masih muda,
memungkinkan pertumbuhan penduduk yang pesat di kota dan bagi pembangunan
desanya sedikit banyak akan mempengaruhi kelancaran.
b.
Migrasi
Interegional
di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan
kreatifitas tinggi. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya Migrasi
Interegional pertumbuhannya menjadi sangat cepat, sehingga pada tahun 2000
penduduknya menjadi sekitar 16,6 juta jiwa.
c.
Migrasi Antar
Negara,
di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971
sampai dengan 1980 migrasi masuk hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar hanya
sebesar 0,57% per tahun.
B. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1.
Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu
masuk ke Indonesia, sekitar pada abad ke-5 ajaran Budha masuk ke Indonesia.
Agama/ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada Hindu,
sebab Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat. Walaupun
demikian, kedua agama tersebut di Indonesia khususnya di Pulau jawa tumbuh dan
berkembang berdampingan secara damai. Baik penganut Hindu maupun Budha
melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra.
2. Kebudayaan Islam
Pada abad
ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para
pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Songo. Titik sentral penyebaran agama
Islam pada abad itu berada di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke
Indonesia khususnya Pulau Jawa sebelum abad ke-11, sudah ada wanita Islam yang
meninggal dan dimakamkan di kota Gresik.
Di
daerah-daerah yang belum amat terpengaruh oleh Kebudayaan Hindu, agama Islam
mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah seperti
Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra Timur, Sumatra Barat, dan Pesisir
Kalimantan.
3. Kebudayaan
Barat
Unsur kebudayaan
yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian
bangsa Indonesia adalah Kebudayaan Barat. Awal masuk kebudayaan ini ke
Indonesia yaitu ketika kolonialis/penjajah menggedor masuk ke Indonesia,
terutama bangsa Belanda yang dimulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan
dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda. Di
kota-kota provinsi dan kabupaten mulai bermunculan bangunan-bangunan dengan
gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga, di kota-kota pusat
pemerintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara dan Maluku berkembang dua
lapisan sosial, yaitu :
1. Lapisan
yang terdiri dari kaum buruh
2. Lapisan
sosial kaum pegawai
0 comments:
Post a Comment