Kehidupan Yang Terjadi di Negeri Kita
Perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi sangat pesat pada masa kini karena dari teknologi
banyak orang dapat melihat dunia, ini yang merupakan bagian dari teknologi
komputer yang di sambungkan dengan fasilitas yang dinamakan internet. Semua
orang yang menggunakannya dapat dengan mudah mecari apa yang dia inginkan
sesuai dengan kebutuhannya. Bicara kaitan antara ilmu pengetahuan
teknologi dan kemiskinan pasti banyak semua orang mengira bahwa dua masalah di
atas tidak ada kaitannya. Tapi yang sebenarnya terjadi antara ilmu pengatahuan
teknologi dan kemiskinan sangat banyak keterkaitannya. Ini semua dapat kita
lihat dari kehidupan yang terjadi di dunia teknologi negeri ini. Hampir semua
pengguna dan penikmat teknologi di negeri ini sebagian besar menyukai
produk-produk teknologi yang berasal dari luar Indonesia. Ya… mungkin memang
produk luar lebih baik dari produk dalam negeri dilihat dari kwalitasnya. Akan
tetapi ini semua lah yang menggambarkan betapa miskinnya anak negeri akan
kreatifitas teknologi. Entah benar atau tidak, miskinnya anak negeri ini dengan
kreatifitas teknologi. Semua itu dapat kita lihat lagi pada sisi lainnya.
Ketika anak negeri ini menciptakan karya teknologi banyak semua pihak yang
terkadang meragukan hasil dari kreatifitas anak negeri ini. Disinilah terlihat
begitu suramnya kemiskinan menyelimuti. Kmiskinan yang terjadi diantaranya,
miskin akan kepercayaan terhadap anak negeri sendiri yang lebih parahnya lagi
anak negeri ini menjadi miskin semangat untuk berkreatifitas di bidang
teknologi maupun yang lainnya.
Mengapa
Ilmu Tidak Dapat Terpisahkan dengan Nilai-nilai Hidup
Ilmu dapat berkembang dengan pesat menunjukkan adanya proses yang tidak terpisahkan dalam perkembangannya dengan nilai-nilai hidup. Walaupun ada anggapan bahwa ilmu harus bebas nilai, yaitu dalam setiap kegiatan ilmiah selalu didasarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Anggapan itu menyatakan bahwa ilmu menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri, yaitu ilmu harus bebas dari pengandaian, pengaruh campur tangan politis, ideologi, agama dan budaya, perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu terjamin, dan pertimbangan etis menghambat kemajuan ilmu.
Ilmu dapat berkembang dengan pesat menunjukkan adanya proses yang tidak terpisahkan dalam perkembangannya dengan nilai-nilai hidup. Walaupun ada anggapan bahwa ilmu harus bebas nilai, yaitu dalam setiap kegiatan ilmiah selalu didasarkan pada hakikat ilmu itu sendiri. Anggapan itu menyatakan bahwa ilmu menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu itu sendiri, yaitu ilmu harus bebas dari pengandaian, pengaruh campur tangan politis, ideologi, agama dan budaya, perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu terjamin, dan pertimbangan etis menghambat kemajuan ilmu.
Pada kenyataannya, ilmu bebas nilai dan harus menjadi nilai yang
relevan, dan dalam aktifitasnya terpengaruh oleh kepentingan tertentu.
Nilai-nilai hidup harus diimplikasikan oleh bagian-bagian praktis ilmu jika
praktiknya mengandung tujuan yang rasional. Dapat dipahami bahwa mengingat di
satu pihak objektifitas merupakan ciri mutlak ilmu, sedang dilain pihak subjek
yang mengembangkan ilmu dihadapkan pada nilai-nilai yang ikut menentukan
pemilihan atas masalah dan kesimpulan yang dibuatnya.
Setiap kegiatan teoritis ilmu yang melibatkan pola subjek-subjek
selalu mengandung kepentingan tertentu. Kepentingan itu bekerja pada tiga
bidang, yaitu pekerjaan yang merupakan kepentingan ilmu pengetahuan alam,
bahasa yang merupakan kepentingan ilmu sejarah dan hermeneutika, dan otoritas
yang merupakan kepentingan ilmu sosial.
Dengan bahasan diatas menjawab pertanyaan mengapa ilmu tidak
dapat dipisahkan dengan nilai-nilai hidup. Ditegaskan pula bahwa dalam
mempelajari ilmu seperti halnya filsafat, ada tiga pendekatan yang berkaitan
dengan kaidah moral atau nilai-nilai hidup manusia, yaitu:
1.
Pendekatan Ontologis
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang
ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologis mempertanyakan tentang objek
yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan
keilmuannya hanya pada daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia.
Dalam kaitannya dengan kaidah moral atau nilai-nilai hidup, maka
dalam menetapkan objek penelaahan, kegiatan keilmuan tidak boleh melakukan
upaya yang bersifat mengubah kodrat manusia, merendahkan martabat manusia, dan
mencampuri permasalahan kehidupan.
2.
Pendekatan Epistemologi
Epistemologis adalah cabang filsafat yang membahas tentang asal
mula, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam
kaitannya dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan proses yang
memungkikan dipelajarinya pengetahuan yang berupa ilmu.
Dalam kaitannya dengan moral atau nilai-nilai hidup manusia, dalam
proses kegiatan keilmuan, setiap upaya ilmiah harus ditujukan untuk menemukan
kebenaran, yang dilakukan dengan penuh kejujuran, tanpa mempunyai kepentingan
langsung tertentu dan hak hidup yang berdasarkan kekuatan argumentasi secara
individual. Jadi ilmu merupakan sikap hidup untuk mencintai kebenaran dan
membenci kebohongan.
3.
Pendekatan Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai
secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan. Pada dasarnya ilmu harus
digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam hal ini ilmu dapat
dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia
dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan kelestarian atau
keseimbangan alam. Untuk itu ilmu yang diperoleh dan disusun dipergunakan
secara komunal dan universal. Komunal berarti ilmu merupakan pengetahuan yang
menjadi milik bersama, setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut
kebutuhannya. Universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi ras,
ideologi, atau agama.
Apabila
kita amati, mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Mereka
umumnya tidak mempunyai faktor produksi sendiri seperti tanah yang cukup, modal
dan keterampilan. Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset
produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah
garapan atau modal usaha.
Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD atau SLTP. Waktu mereka tersita
habis untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk belajar. Kebanyakan
mereka tinggal di pedesaandan kebanyakan dari mereka yang hidup di kota, masih
berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan yang mumpuni dan pendidikan yang
layak untuk bersaing di kota. Sehingga banyak dari mereka bekerja sebagai buruh
kasar, pedagang musiman, tukang becak, pembantu rumah tangga. Beberapa dari
mereka bahkan jadi pengangguran atau gelandangan.
Jadi, ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
kaitan yang jelas, yakni teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan.
Selain itu, teknologi juga mengandung ilmu pengetahuan didalamnya. Ilmu
pengatahuan digunakan untuk mengatahui “apa” sedangkan teknologi digunakan
untuk mengatahui “bagaimana”. Perubahan teknologi yang cepat dapat menyebabkan
kemiskinan, karena dapat menyebabkan perubahan sosial yang fundamental.
0 comments:
Post a Comment