Kepentingan Individu Untuk Memperoleh
Kasih Sayang
Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik dan dalam maupun dan luar. Dari dalam dipengaruhi oleh pembawaan dan
kematangan, dan dari luar dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perkembangan dapat
berhasil baik jika faktor-faktor tersebut dapat saling melengkapi. Untuk
mencapai perkembangan yang baik harus ada asuhan yang terarah.
Keunikan dan individu mengandung anti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis
di dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek jasmaniah maupun rohaniah.
Individu yang satu berbeda dan individu yang lainnya. Timbulnya perbedaan
individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan
sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan
akan memungkinkan perbedaan individu meskipun dengan lingkungan sama. Dan
sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan
individu meskipun pembawaannya sama.
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku
individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup
individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka
dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini
akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan.
Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku
individu merupakan cara dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada
hakikatnya merupakan perwujudan usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Pada
umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu
yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Beberapa
diantara kebutuhan-kebutuhan tersebut :
1)
memperoleh kasih sayang;
2)
memperoleh harga diri;
3)
untuk memperoleh pengharapan yang sama;
4)
ingin dikenal;
5)
memperoleh prestasi dan posisi;
6)
untuk dibutuhkan orang lain;
7)
merasa bagian dari kelompok;
8)
rasa aman dan perlindungan diri;
9) untuk
memperoleh kemerdekaan diri
Contohnya :
95
Siswa SD Konsumsi Narkoba
KOTA BEKASI - Badan Narkotika Kota (BNK) Bekasi
mencatat pengguna narkoba di Kota Bekasi didominasi kalangan remaja. Bahkan,
sedikitnya 95 siswa sekolah dasar (SD) sudah banyak menggunakan narkotika.
Kepala Pelaksana Harian (Kala-khar) BNK Kota Bekasi.
Sopandi Budiman mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, penyalahgunaan
narkoba sejak tahun 2009 lalu didominasi oleh kalangan remaja. Bahkan, diantara
kalangan remaja, sebagian besar yakni 95 orang siswa adalah siswa SD.
Dari pendataan kasus penyalahgunaan narkoba itu teridri dari 461 kasus dengan jumlah tersangka 645orang. Bahkan, menurutnya, selain siswa SD, sejumlah remaja yang duduk di SMP, SMA hingga perguruan tinggi mendominasi pengguna narkoba. "Untuk meminimlisir dengan memberikan sosialisasi pengunaan narkoba ke sekolah-sekolah," imbuhnya.
Sopandi merinci, dari kalangan remaja yang sudah divonis tersangkut masalah penyalahgunaan narkoba di Kota Bekasi diantaranya, siswa SD sebanyak 95 orang, siswa SMP sebanyak 143 orang, dan siswa SMA sebanyak 369 orang dan mahasiswa 43 orang. "Yang paling memprihatinkan adalah jumlah siswa SD yang mencapai 95 orang," ungkapnya.
Untuk menekan angka penggunanarkotika usia remaja, tambah Sopandi. penanggulangan bahaya narkoba tidak saja membutuhkan komitmen dan kesanggupan semua pihak. Tetapi juga kata dia, aksi nyata semua jajaran pemerintahan, penegak hukum, sektor pendidikan maupun pihak legislatif dan masyarakat. "Kami membutuhkan warga segera melaporkan kepada BNK dan Polisi, bila ada warga yanggunakan narkotika jenis apa pun," tandasnya. Sedangkan, untuk pelajar yang tertangkap tangan memakai narkoba pada tahun 2008 mencapai 60 orang. Jenis narkoba yang banyak digunakan oleh para siswa adalah ganja, ekstasi, dan sabu, sementara jenis heroin masih sedikit.
Sementara itu. Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi, Abdul Muin H.itiils mengatakan, sebaiknya Badan Narkotika Kota Bekasi lebih pro aktif dalam memberikan sosialisasi penyalahgunaan narkoba ke sekolah-sekolah. "Setidaknya, kedepan angka tersebut harus turun khususnya pengguna di tingkat pelajar," katanya.
Angka 95 siswa SD yang tercatat oleh BNK Bekasi sudah sangat besar. Dia pun menyesalkan, peran orang tua yang (idak menyadari anaknya melakukan perbuatan yang di larang. "Setidaknya, BNK harus mendekati para orang tua murid yang sudah terdata, agar segera mendapat binaan," tandasnya, (dny).
Dari pendataan kasus penyalahgunaan narkoba itu teridri dari 461 kasus dengan jumlah tersangka 645orang. Bahkan, menurutnya, selain siswa SD, sejumlah remaja yang duduk di SMP, SMA hingga perguruan tinggi mendominasi pengguna narkoba. "Untuk meminimlisir dengan memberikan sosialisasi pengunaan narkoba ke sekolah-sekolah," imbuhnya.
Sopandi merinci, dari kalangan remaja yang sudah divonis tersangkut masalah penyalahgunaan narkoba di Kota Bekasi diantaranya, siswa SD sebanyak 95 orang, siswa SMP sebanyak 143 orang, dan siswa SMA sebanyak 369 orang dan mahasiswa 43 orang. "Yang paling memprihatinkan adalah jumlah siswa SD yang mencapai 95 orang," ungkapnya.
Untuk menekan angka penggunanarkotika usia remaja, tambah Sopandi. penanggulangan bahaya narkoba tidak saja membutuhkan komitmen dan kesanggupan semua pihak. Tetapi juga kata dia, aksi nyata semua jajaran pemerintahan, penegak hukum, sektor pendidikan maupun pihak legislatif dan masyarakat. "Kami membutuhkan warga segera melaporkan kepada BNK dan Polisi, bila ada warga yanggunakan narkotika jenis apa pun," tandasnya. Sedangkan, untuk pelajar yang tertangkap tangan memakai narkoba pada tahun 2008 mencapai 60 orang. Jenis narkoba yang banyak digunakan oleh para siswa adalah ganja, ekstasi, dan sabu, sementara jenis heroin masih sedikit.
Sementara itu. Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi, Abdul Muin H.itiils mengatakan, sebaiknya Badan Narkotika Kota Bekasi lebih pro aktif dalam memberikan sosialisasi penyalahgunaan narkoba ke sekolah-sekolah. "Setidaknya, kedepan angka tersebut harus turun khususnya pengguna di tingkat pelajar," katanya.
Angka 95 siswa SD yang tercatat oleh BNK Bekasi sudah sangat besar. Dia pun menyesalkan, peran orang tua yang (idak menyadari anaknya melakukan perbuatan yang di larang. "Setidaknya, BNK harus mendekati para orang tua murid yang sudah terdata, agar segera mendapat binaan," tandasnya, (dny).
Opini :
Menurut
saya, kejadian tersebut karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang
tuanya, jadi mereka bisa dengan seenaknya melakukan hal yang sangat dilarang
itu. Pemerintah harus bisa mencegah hal tersebut agar tidak terus menerus
terjadi pada anak-anak Indonesia yang lainnya.
Kebutuhan merupakan suatu awal dari tingkah laku
Individu. Individu itu sendiri bertingkah laku karena adanya motivasi untuk
memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Kebutuhan dan kepentingan tersebut
sifatnya esensial bagiindividu itu sendiri. Jika kebutuhan dan kepentingan itu
terpenuhi maka ia akan merasa puas, namun juga sebaliknya, apabila pemenuhan
kebutuhan dan kepentingan itu gagal maka akan menimbulkan suatu masalah bagi
dirinya pribadi serta lingkungannya.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau di dalam masyarakat pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan itu sendiri.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau di dalam masyarakat pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan itu sendiri.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis
kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan
biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena itu individu mengandung
arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek
pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan
individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis
besar disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor pembawaan (Hereditas) dan faktor
lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikanindividu.
Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal
kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang
berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan
meskipun pembawaannya sama.alat dalam memenuhi kepentingannya, maka kegiatan
yang dilakukannya
Merujuk pada latar belakang tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah yang mengkaji mengenai tingkah lakuindividu dalam memenuhi kepentingan ataupun kebutuhannya, dengan judul ”Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”.
Merujuk pada latar belakang tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah yang mengkaji mengenai tingkah lakuindividu dalam memenuhi kepentingan ataupun kebutuhannya, dengan judul ”Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”.
0 comments:
Post a Comment